Home

Kamis, 15 Oktober 2009

Cina VS Batak



Saya adalah orang cina bukan orang batak, bukan juga orang padang. Mengapa saya disebut sebagai orang cina ? Apa yang membuktikan saya adalah orang Cina ? Saya memang dilahirkan di Indonesia tetapi nenek moyang saya berasal dari negeri bambu yaitu cina. Pemerintah Indonesia menyebut orang-orang yang seperti saya sebagai rakyat keturunan cina (WNI Keturunan) namun sesuai dengan beriringnya waktu, nama itu berganti menjadi WNI (Warga Negara Indonesia) yang sejajar dengan warga Negara Indonesia setempat. Kakek dan Nenek saya merupakan perantauan dari Cina ke Indonesia. Mereka berasal dari suku konghu maka secara otomatis saya juga merupakan orang cina yang bersuku konghu. Saya cukup mengusai bahasa itu disamping bahasa persatuan cina yaitu bahasa mandarin.

Saya berkulit putih, mata saya kecil atau sipit dan bentuk tubuh saya tidak terlalu besar. Itu menandakan bahwa saya berasal dari benua Asia. Saya menguasai adat istiadat dan budaya dari cina yang dibawa oleh nenek moyang saya. Kepercayaan spiritual yang dipilih saya juga merupakan bawaan dari kakek nenek moyang saya. Saya tidak berusaha merubah itu sama sekali dan tidak berusaha juga untuk mengikutinya. Saya mempunyai prinsip tersendiri atas perjalanan hidup mati saya. Saya memilih mana yang terbaik dan ternyaman bagi hidup saya.

Sewaktu saya dilahirkan memang bukan di Cina namun di Indonesia dan tepatnya di kota Medan. Menurut data statistik dari sensus penduduk, kota Medan merupakan salah satu kota yang paling banyak dihuni oleh orang cina perantauan dan orang batak (salah satu suku yang ada di Indonesia). Oleh sebab itu, kota Medan adalah merupakan perpaduan antara orang cina dengan orang batak. Lalu, apa hubungannya saya sebagai orang cina dengan orang batak.

Memang ada beberapa persamaan antara orang cina dengan orang batak seperti dilihat dari cara berbicaranya sampai cara berdagangnya. Orang cina terkenal dengan semangat dan keberanian dalam membangun usahanya sedangkan orang batak menyukai bisnis pertanian. Mereka sama-sama tidak pernah gentar dalam usaha mengejar nafkah. Sedangkan, jika dilihat dari cara berbicaranya, mereka sama-sama mempunyai suara yang keras, tidak mudah tersinggung atas ucapan orang lain dan sedikit agak kurang sopan santun dalam bertutur kata. Berbicara seperti orang yang sedang marah namun sebenarnya mereka tidaklah marah. Itu hanya sebuah adat.

Bagi orang cina sendiri yang sesungguhnya adalah mereka diwajibkan untuk berbicara secara halus karena mereka sangat menjunjung tinggi harkat martabat dari leluhur mereka. Mereka sangat menghormati leluhur dan adat istiadat mereka. Adat istiadat mereka berasal dari beberapa tokoh filsuf yang mengajarkan tata krama hidup seperti konghucu atau taoisme. Ajaran tersebut mengajarkan setiap manusia harus menghormati orang tua mereka walaupun telah meninggal, setiap manusia harus dapat bersopan santun dalam bertutur kata, berbicara harus lembut dan menggunakan bahasa tradisional kuno. Ajaran mereka lebih bersifat kepada cara hidup di dalam masyarakat, seperti kesopanan dalam berpakaian, makan maupun bertatapan dengan orang lain.
Bagi saya sendiri, saya adalah orang cina namun sifat saya agak sedikit sama dengan orang batak terutama dari cara berbicaranya. Bukan saya telah mengusai bahasa batak. Saya sering disebut sebagai orang batak oleh teman-teman saya jika dilihat dari cara berbicara saya yang cukup seperti orang batak. Terkadang cara bicara saya sedikit agak keras, kasar dan kurang mempedulikan perasaan orang lain namun bukannya saya bersikap untuk menyinggung orang lain. Hanya bentuk berbicaranya saja. Bagi orang-orang yang belum mengenal saya atau barusan mengenal saya maka mereka pasti akan berpikiran bahwa saya adalah orang yang keras dan tidak tahu cara berbicara yang tepat sehingga mereka dapat tersinggung namun bagi orang yang sudah mengenal saya cukup lama maka mereka sudah dapat memakluminya dan mereka akan berkata, “Sudahlah, cara bicaranya memang begitu”. Mereka pasti memakluminya karena saya tidak mempunyai maksud untuk mencelakakan orang lain secara verbal, namun hanya cara berbicara saja. Cukup to the point dan tanpa basa-basi.

Dalam hal berteman juga, kebanyakan teman-teman baik dan akrab saya adalah berasal dari suku batak. Mungkin mereka merasa lebih cocok dan pas berteman dengan saya karena memang saya adalah orang yang tidak mudah tersinggung oleh ucapan mereka karena saya juga hampir sama dengan mereka. Saya tidak ingin mengatakan bahwa setiap ucapan orang batak pasti akan membuat orang tersinggung. Tidaklah demikian. Tujuan saya mengatakan demikian karena saya merasa bahwa memang orang batak itu berbicara sedikit agak kasar namun bukanlah yang berasal dari hati mereka untuk menyinggung orang lain. Itu hanya sebagai sebuah bentuk dari cara berbicara mereka saja.

Saya bukanlah orang batak dan saya tidak mempunyai keturunan batak sama sekali. Saya asli orang cina. Orang mengatakan saya adalah cina medan atau cimed karena saya berasal dari medan. Saya tetap menjunjung tinggi harkat martabat dari leluhur saya karena saya berasal dari sana dan saya juga menerima segala adat istiadat dari Indonesia karena saya dilahirkan disini. Saya tidak pernah mendiskriminasikan hal itu. Semua adalah satu. Walaupun saya adalah seorang cina yang cara berbicaranya seperti orang batak dan kebanyakan bergaul dengan orang batak namun saya menganggap itu semua sama. Cina dan Batak sama saja. Sama-sama rukun hidup di Kota Medan. Kotanya Cina Batak.

Untuk apa membicarakan soal adat istiadat jika seseorang tidak hidup penuh dengan kasih serta kebajikan, jika seseorang tidak memiliki kasih dan kebajikan, percuma saja bicara tentang musik dan seni, Alangkah munafiknya

Suatu negara yang memiliki seorang raja namun tidak punya adat istiadat, mereka lebih parah dari negara yang tidak memiliki raja namun punya serangkaian adat istiadat dan sopan santun yang berkembang baik

Mengapa seseorang disebut berbudaya ? Karena ia mau belajar, tidak malu bertanya walaupun kepada mereka yang sebenarnya pengetahuannya lebih rendah darinya dan rendah hati

Tidak ada komentar: