Home

Selasa, 27 Oktober 2009

Hidup bukan untuk Makan


Kegunaan makan adalah untuk menyambung hidup. Makan adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi seluruh manusia. Makan adalah humanisme karena jika kita tidak makan maka tidak dapat melanjutkan hidup ini lagi. Banyak orang yang mengatakan bahwa hidup mereka adalah untuk makan namun ada juga yang memilih bahwa makan bukanlah hal yang penting, hidup bukanlah untuk makan namun makan adalah untuk hidup. Bagaimana dengan pilihan anda ? Semua lebih tergantung oleh pribadi masing-masing orang.


Saya pernah mengatakan bahwa saya adalah orang yang cukup berlebihan. Jika ingin makan maka itu sangat banyak sekali dan jika tidak ingin makan maka makan bukanlah hal yang penting bagi saya. Dahulu, memang saya adalah orang yang paling kuat makan di antara teman-teman. Saya adalah orang terakhir dalam melahap semua makanan yang telah dipesan. Saya terkenal sebagai seorang teman yang paling rakus dalam hal makanan. Berapapun makanan yang ada dapat saya makan, oleh sebab itu saya pernah memenangkan perlombaan makan tercepat dan terbanyak.


Tetapi itu dahulu, pada saat saya sedang memasuki masa dewasa awal. Saat ini telah banyak terjadi perubahan dalam diri saya. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, saya telah berubah menjadi seorang sosok manusia yang kurang minat terhadap makanan. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor penyebab, seperti berat badan yang semakin meningkat, perut yang semakin besar, kelebihan minyak pada badan, jerawat yang tidak kunjung sembuh dan badan menjadi kurang fit atau bergairah. Oleh sebab itu, saya mencoba menjadi seorang vegetarian. Motivasi pertama saya adalah bukanlah berhubungan dengan unsur keagamaan namun lebih condong ke unsur kesehatan, namun lama kelamaan saya menjadi lebih spiritual ketika menjalani kehidupan vegetarian.


Saya sendiri juga tidak mengerti mengapa saya sanggup menjadi seorang vegetarian dan mengapa saya mempunyai tekad yang sangat kuat untuk menghindari makanan yang berunsur hewani. saya menjalani ini semua tanpa termotivasi yang kuat untuk merubah diri namun lebih cenderung hanya karena telah terlanjur mencoba-coba untuk bervegetarian dan akhirnya menjadi kebiasaan. Saya juga tidak pernah merasa begitu sulit untuk tidak mengkomsumsi daging dan makanan laut sejenisnya. Begitu cepat saya beradaptasi dengan memakan makanan nabati seperti hanya sayur-sayuran saja. Semua terjadi sangat alami, tanpa paksaan dan motivasi yang besar.


Sejak saya menjadi seorang vegetaris maka beberapa aspek kehidupan saya telah berubah, seperti tidak tertarik kepada dunia makanan. Bagi saya makanan adalah suatu sarana untuk menyambung hidup bukanlah sebuah kesenangan yang harus dikejar. Banyak penelitaan yang mengatakan bahwa makanan merupakan faktor yang paling utama setelah seks dalam menggapai kesenangan hidup ini, namun bagi prinsip hidup saya saat ini makanan merupakan faktor yang kesekian untuk itu.


Makanan apapun bagi saya adalah sama saja. Makanan itu hanya sebatas menyenangkan pada saat masuk ke dalam tenggorokan namun setelah di proses masuk ke dalam lambung maka makanan itu tidak mempunyai rasa apapun lagi. Makanan adalah merupakan kesenangan sesaat dan kemudian akan dilupakan setelah kenyang. Saya tidak mengatakan bahwa makanan vegetarian adalah wajib di komsumsi semua orang dan saya juga tidak mengatakan bahwa makanan hewani adalah makanan yang harus dijauhi karena tidak baik. Saya bukan ingin mempengaruhi siapapun. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa setelah saya banyak menjelajahi dunia makanan ini maka saya merasakan bahwa hakikat makanan itu adalah bukanlah untuk mencari kesenangan abadi namun hanya sekedar untuk mengisi hidup.


Makanan telah menjadi sesuatu yang bukanlah hal yang perlu dikejar oleh saya karena apapun makanan itu adalah tidak penting. Esensi makanan itu telah menjadi hambar bagi saya karena saya merasakan apapun makanan yang cicipi tidaklah menjadi minat bagi saya. Saya jarang sekali terobsesi dengan makanan tertentu. Saya hanya memerlukan sesuatu yang dapat saya makan yang tentunya bersih dan jauh dari sember penyakit. Apapun itu.


Oleh sebab itu, sangat gampang sekali bagi saya untuk menjadi seorang vegetarian untuk saat ini. Perilaku makan saya telah berubah sejak dulu hingga sekarang. Saya merasa tidak ada gunanya makan secara berlebihan dan menjadi seorang yang rakus. Saya mulai belajar untuk hidup apa adanya dan lambat laun menjadi sebuah kebiasaan hidup saya untuk itu. Saya bahkan pernah berpikir yang lebih ekstrim lagi bahwa tidak ada gunanya sama sekali untuk makan, namun pemikiran itu tidaklah benar karena jika kita tidak makan maka tidak akan sehat. Kesehatan adalah modal paling besar dan berharga dibandingkan dengan yang lain. Minimnya motivasi hidup dan kegairahan hidup saya terhadap makanan mengundang saya cenderung muak terhadap segala jenis makanan dan merasa tidak penting untuk makan, namun sangat tidak bijaksana jika kita tidak memelihara badan ini. Saya berharap bahwa jangan ada yang berprasangka bahwa seorang vegetarian itu semua sama perilakunya seperti saya. Vegetarian adalah sebuah gaya hidup dan bukan adalah penderitaan. Banyak orang yang hidup bahagia dengan vegetarian. Dan jangan juga beranggapan bahwa saya adalah orang yang menderita dan tidak bahagia karena telah menjadi demikian. Semua adalah pilihan hidup dan gaya orang masing-masing. Tidak ada yang perlu dibenarkan atau disalahkan, yang paling penting semua manusia harus menjalani pilihan hidupnya dengan keseimbangan dan kebijaksanaan.


Biasa-biasa saja, tidak perlu berlebihan. Gunakan suara hati anda, kenakan pakaian anda, makan makanan anda, dan rebahkan diri ketika anda lelah


Kemarahan, kecongkakan, kekakuan, permusuhan, kecurangan, iri hati, kebanggaan akan diri sendiri, kesombongan, teman-teman yang buruk, itu semua adalah makanan yang najis, jadi bukanlah daging


Makanan enak, baju indah, dan segala kemewahan, itulah yang kau sebut kebahagiaan, namun aku percaya bahwa suatu keadaan di mana orang tidak mengharapkan apa pun adalah kebahagiaan yang tertinggi

Tidak ada komentar: