Home

Jumat, 18 September 2009

Ibuku adalah makluk hidup yang paling kuat


Berbicara mengenai ibuku sungguh membuat semangat saya bangkit, Sejak saya di lahirkan di bumi ini, saya hanya mempunyai seorang ibu dan ayah, namun saya hanya selalu merasakan kehadiran ibu di sisiku. Ibuku adalah seorang wanita karir yang tidak pernah pantang menyerah dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Dahulu memang ayahku yang berperan penting di dalam keluarga, namun lambat laun posisi ayahku di ambil oleh ibuku, karena ayahku lebih senang bekerja di luar lapangan daripada menetap dan konsisten memperhatikan dan mempelajari rumah tangganya.

Sejak saya berumur 10 tahun lebih, saya sudah bisa merasakan bahwa ibuku yang membanting tulang mencari nafkah kehidupan di keluarga kami, dia tidak mengeluh kepada kami atas pekerjaannya, dia tidak pernah mempermasalahkan darimana kita mendapatkan makanan dan pendidikan itu, dia tidak pernah mengungkit bahwa pekerjaannya sungguh membuatnya lelah dan kita harus tahu diri. Saya belum pernah mendengarnya seperti itu. Saya tahu dia memang sangat berambisi untuk menjaga rumah tangganya agar utuh. Walaupun dia sakit, saya tahu pikirannya bukan memikirkan kesakitannya namun usahanya.

Lalu, saya dibesarkan olehnya sampai sekarang, walaupun sekarang saya sudah hidup mandiri, pandangan dia tetap selalu mengintaiku, saya tahu itu karena setiap saya meminta bantuannya, dia rela berkorban untuk membantu saya sekuat tenaga, saya tahu apa yang dia lakukan adalah agar saya dapat hidup mandiri. Dia sangat memerlukan kemandirian. Dia selalu menerapkan prinsip kemandirian di dalam keluarga kami. Saya tahu, memang keluarga kami sekarang sudah cukup mandiri sekarang, namun ada satu hal yang kurang kusuka darinya adalah prinsip kemandiriannya kadang-kadang melibatkan orang lain, padahal menurut saya adalah kemandirian adalah berusaha sendiri sekuat tenaga tanpa meminta bantuan dari orang lain.

Dulu, rumah kami memang sangat simple dan biasa-biasa saja. Satu atap hanya dihuni oleh satu wanita saja yaitu dia. Dia memiliki anak-anak yang semua berjenis kelamin laki-laki, tentunya pekerjaan rumah tidak ada yang tertarik untuk melakukannya. Siapa yang melakukan pekerjaan rumah selain dia ? Kami juga tidak pernah memiliki inisiatif untuk membantunya. Pekerjaan rumah dikerjakan olehnya, pekerjaan di luar rumah seperti berbisnis juga dikerjakan olehnya. Dialah wanita kuat.

Bahkan kadang-kadang saya juga ingin di dominasi olehnya, namun saya tidak mau, saya mau hidup mandiri tanpa dukungan dari siapapun. Sejak saya lulus S1, saya sudah hidup mandiri sampai sekarang. Saya tidak ingin memberatkan siapapun, terutama dia. Saya mempunyai rasa malu yang tinggi terhadap keluarga, karena saya tidak mau di anggap rendah oleh mereka, saya mau bersaing, namun bersaing secara mandiri dan sehat. Kemenangan bukan didapatkan dari kekalahan seseorang. Kemenangan yang saya inginkan adalah sama-sama memang. 5-5, 4-4, yang lebih cocok disebut sebagai seri.



Memang ibuku lebih terkesan pelit dibandingkan ayahku, dahulu saya memang diberikan uang sepantasnya saja. Sangat sulit bagiku untuk berfoya-foya, ketika ingin meminta uang kepadanya, selalu saja saya mendapatkan omelan terlebih dahulu darinya, padahal pribadiku adalah orang yang tidak suka dibuat demikian. Mungkin pembelajarannya yang memotivasi saya supaya tidak menjadi orang yang manja atau yang meminta-minta saja tanpa bekerja. Dari pengajaran seperti itulah, saya menjadi seorang yang mandiri, saya bekerja sendiri tanpa mengharapkan orang lain, karena telah tertanam dalam benak saya adalah untuk apa saya meminta-minta dan akhirnya saya akan dimarahi. Saya merasa saya tidak memiliki harga diri, maka lebih baik saya berusaha sendiri. Saya tidak mau meminta-minta padahal ibuku sanggup memberiku. Saya lebih baik menjadi orang yang hidup seperti air. Dapat banyak bersyukur, tidak dapat juga tidak apa-apa. Saya tidak mau terlihat seperti orang kaya padahal miskin, dan sebaliknya. Lebih baik saya tampil apa adanya.

Menurut saya, ibuku sudah tepat caranya mendidik anak, menolong anak bukan memberikan materi kepadanya, namun menolongnya bagaimana bisa mendapatkan materi itu. Ibu memang pandai mengatur keuangan, mengatur rumah tangga, mengatur segala-segalanya, namun ada satu hal yang kurang mampu ibu berikan kepadaku adalah kasih sayang, perhatian, perasaan dan hati. Itu saja, ibuku melakukan segala hal dengan menggunakan pikiran daripada perasaan. Sama denganku. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Saya memakluminya.

Sumbangan yang terbaik bagi kemanusiaan adalah membantu orang lain supaya mereka dapat menolong diri sendiri.


Tidak ada komentar: