Home

Selasa, 29 September 2009

Saya Bersedia Menderita

Saya merasa bahwa hidup ini begitu indah, begitu nikmat dan begitu menyenangkan. Setiap bangun pagi saya masih dapat bernafas dengan teratur dan jantung saya masih terus berdetak dengan lancar. Setiap hari saya juga masih mampu makan dalam 3 kali. Pada siang hari, saya selalu tertawa dan bersenda gurau dengan orang lain dan pada malam hari, saya sering ditemani oleh udara segar dan bintang-bintang kecil. Setiap hari kulalui rutinitas yang menyenangkan dan membahagiakan, walaupun kadang-kadang tidak semua perjalanan itu berjalan dengan mulus, namun persentasenya masih kalah jauh daripada yang mulus.

Coba kita bayangkan, Bukankah kita masih dapat makan, minum, bernafas dan menikmati seluruh keindahan alam ini setiap hari dengan baik walaupun tidak semua orang dapat merasakan semua ini dengan sesempurna mungkin. Menurut saya, perbandingan kenikmatan yang kita alami daripada penderitaan yang kita rasakan masih sangat jauh. Lebih banyak kebahagiaan yang dapat kita nikmati daripada penderitaan. Mengapa demikian ? karena penderitaan itu hanya datang sesaat dan akan berlalu secara otomotis. Tidak mungkin setiap orang menderita sepanjang hidupnya dan tidak dapat menikmati kebahagiaan. Coba kita hitung, kemungkinan besar dalam satu hari hanya satu atau dua jam kita merasakan adanya ketidaknyaman hidup namun 22 jam yang lain, kita dapat menjalani kehidupan ini dengan lancar, bagaimana bila kita hitung dalam seminggu, sebulan maupun setahun. Kita jumlahkan, berapa kali, berapa hari, berapa jam kita merasakan penderitaan hidup. Itu tidak sebanding dengan kebahagiaan yang kita dapatkan. Makan adalah bahagia, tertawa adalah bahagia, duduk tanpa ada yang menganggu adalah bahagia, berdiam diri adalah bahagia, bertemu dengan orang lain juga adalah bahagia. Apakah lebih banyak kita tertawa atau menangis dalam hidup ini ? Jawabannya memang sungguh konkrit, karena biasanya setiap manusia tidak mampu dan bersedia menerima penderitaan sedangkan kebahagiaan yang ia rasakan sudah melebihi penderitaannya.

Saya sendiri adalah seorang pribadi yang tidak takut akan penderitaan, mengapa saya dapat berpendapat seperti itu ? karena saya menyadari hidup di dunia ini tidaklah selalu menyenangkan yang harus kita terima namun penderitaan juga harus kita alami karena kita telah mendapatkan kebahagiaan maka kita harus dapat merasakan penderitaan. Itu adalah hal yang adil.


Sejak saya dilahirkan sampai sekarang, saya merasa bahwa kehidupan pribadi, sekolah, karir dan sosial saya rata-rata lebih banyak suka daripada dukanya, walaupun saya mengalami beberapa kesusahan namun saya masih mampu membuat segala situasi yang tidak menyenangkan bagi jiwa saya menjadi seimbang. Hidup ini tidaklah statis, banyak yang harus kita kejar dan taati. Hukum ini wajib kita jalani entah dikarenakan oleh intevensi dari orang tua, lingkungan sekitar maupun hukum adat dan budaya dunia ini. Saya wajib bersekolah, saya wajib mempunyai karir, saya wajib mempunyai rumah tangga. Semua ini telah tertera dan tertata sedemikian rupa sehingga belum ada yang mampu mengubahnya. Segala macam tata cara kehidupan ini saya lalui tanpa banyak hambatan. Kenyataan sampai saat ini, saya masih dapat bernafas, saya mempunyai pendidikan, saya dapat makan 3 kali dalam sehari dan saya masih dapat berpakaian. Saya belum pernah merasakan tidak bisa bernafas, tidak mendapatkan pendidikan, tidak mendapatkan makanan dan tidak mempunyai baju.

Telah banyak kebahagiaan yang saya lalui, mengapa saya tidak mau menerima adanya penderitaan. Penderitaan itu memang datang dengan sendirinya dan kadang kala tanpa kita sadari dan penderitaan itu juga dapat kita buat secara langsung maupun tidak langsung dan seingat saya yang paling tepat adalah apabila kita ingin mendapatkan kebahagiaan maka kita harus melewati berbagai macam penderitaan. Itu yang paling pasti.


Hidup adalah kebahagiaan karena kita mengejar kebahagiaan. Saya bersedia menerima segala macam penderitaan jika saya ingin mendapatkan kebahagiaan. Bukankah kebahagiaan juga adalah hidup. Saya ingin hidup dan saya mencari hidup. Saya akan tetap bertahan terhadap penderitaan yang seberat apapun karena saya ingin hidup dan yang paling penting adalah saya sudah menyadari bahwa telah banyak kebahagiaan yang telah saya lewati. Mengapa hanya sedikit penderitaan yang datang saja kita tidak mampu bertahan dan menerimanya ? Itulah sebabnya saya dikatakan sebagai manusia yang tahan akan kesakitan, karena saya bersedia dan saya memakluminya, karena sebuah penderitaan tidak akan bertahan lama dan akan berakhir jua diganti oleh kebahagiaan.

Anda butuh dua senjata yang baik, sebuah hati yang bersih, suatu kemauan yang kuat, untuk berbuat dan bertahan terus


Tidak ada komentar: