Home

Kamis, 17 September 2009

Manusia Karet


Entah kenapa, sejak kecil saya sulit diatur, sulit dinasehati atau sulit dibilangin. Saya sangat bebal , keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain. Itu sebabnya sudah dari sejak kecil, saya selalu berjalan di tempat yang salah, bertindak salah, berperilaku salah, berkata salah, mungkin itu sebabnya saya banyak mengalami kesuraman di masa kecil karena saya sulit bekerja sama dengan orang lain sehingga saya selalu memilih atau dipilihkan untuk menyendiri. Saya juga tidak tahu apakah dahulu orang-orang yang di atas saya tidak mengerti saya atau saya yang tidak mengerti mereka. Apakah saya yang mencuekin mereka atau mereka yang mencuekin saya. Apakah saya yang tidak mau mengakui kesalahan atau mereka yang hanya mau menuruti keinginan mereka saja. Saya tidak mungkin ingat kembali karena saat itu saya masih kecil.

Saya masih ingat, waktu saya kecil orangtuaku sering mengatakan ingin menjualku/memberiku kepada orang lain sampai membuat amarahku naik yang menyebabkan semua barang yang ada di sampingku, aku lempar semua, tidak terkecuali makanan yang sedang kumakan juga kulempar ke lantai. Saya tambah dimarahi. Saya juga tidak mengerti mengapa sifat saya seperti itu pada saat itu. Saya belum bisa mengerti sebenarnya sifat anak-anak itu harusnya seperti apa? Mungkin saya belum pernah mengetahui bagaimana sifat-sifat anak lainnya ketika di rumah mereka masing-masing.

Saya adalah saya, saya pemberontak, saya pembuat masalah di rumah, anehnya hanya di rumah, namun di sekolah tidak pernah ada kasus apapun, begitu juga bersama teman, saya lebih bersikap mengalah daripada melawan. Mungkin ada satu jawaban yang telah kutemukan, yaitu saya harus terikat dengan orang-orang rumah, sedangkan di sekolah bersama guru atau teman, saya tidak terlalu peduli. toh, saya bertemu dengan mereka hanya di sekolah tanpa ikatan apapun, mereka punya keluarga masing-masing. Itu sebabnya mengapa sampai saat ini, saya kurang suka dengan orang-orang yang mempunyai keterikatan denganku. Saya lebih bebas berteman dengan orang yang tidak mempunyai keterikatan denganku.

Keterikatan bagi saya diumpakan sebagai suatu belenggu yang dapat membuat saya tidak dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak saya. Saya tidak dapat mengekspresikan diri saya. Padahal menurut saya, setiap orang mempunyai hak untuk memilih kemana dan dimana mereka melangkah dan dengan siapa mereka melangkah yang tentunya tidak sampai merugikan pihak manapun. Hidup di dunia ini memang tidak luput dari keterikatan dengan orang-orang, karena kita mempunyai keluarga maupun teman. Tidak pandang apakah keterikatan secara fisik maupun keterikatan secara emosional, kecuali kita hidup sendiri di dunia ini. Sebenarnya yang ingin saya katakan adalah bukanlah saya ingin melepaskan semua tanggung jawab dunia ini, tetapi saya memilih untuk tidak terikat dengan siapapun secara fisik maupun emosional, saya memilih untuk memilih sesuatu yang ingin saya pilih. Itu saja.

Kembali ke pembicaraan mengenai manusia karet, saya baru mengerti mengapa saya banyak mempunyai julukan oleh keluarga dan teman-teman, seperti manusia karet, manusia harimau, manusia besi, mata besar sampai dijuluki pasukan berani mati. Mungkin saya adalah seorang pribadi yang lebih cocok disebut sebagai manusia yang ingin bebas dan tidak hanya mau menuruti keinginan orang lain dalam segala hal. Saya lebih memilih berjalan sendiri walaupun nantinya masuk lumpur sendiri dan saya ingin keluar dari lumpur itu sendiri. Jadi saya bisa merasakan sendiri seluk beluknya pengalaman hidup di dunia ini. Jatuh Bangun.


Marilah kita saling mencintai, tetapi jangan pernah terikat

Tidak ada komentar: