Home

Rabu, 16 September 2009

Saya Sulit Terlibat



Tidak lama setelah kelahiranku, saya dirawat oleh seorang pembantu rumah tangga (panggilan bibi) yang mempunyai pribadi yang baik, tidak galak dan tidak sombong. Saya berpikir, untung saya dirawat oleh seorang bibi yang baik dan sabar, karena orang tua saya sibuk bekerja sehingga tidak mempunyai banyak waktu untuk merawat dan membimbing anak-anaknya.

Saya jarang sekali dipukul oleh siapapun pada saat itu, saya juga jarang diberi nasehat. Yang saya tahu, saya bebas melakukan apapun dengan sendirinya dan hampir semua yang kulakukan adalah kesalahan. Karena saya belum mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, saya tidak tahu mana yang patut dan mana yang tidak patut. Kebijaksanaan masih sangat jauh padaku saat itu. Saya dilahirkan dengan seorang pribadi yang buta akan pengetahuan.

Kehidupanku dilalui dengan lebih banyak bermain sendiri, entah kenapa saya kurang suka bergabung dan bermain dengan orang-orang di depan rumahku dan tetanggaku, saya hanya suka melihat perilaku mereka. Saya juga kurang suka terlibat pembicaraan dengan orang lain. Saya memilih menyendiri dan saya menyebut diriku adalah seorang pribadi yang pendiam, namun ada satu hal yang tidak luput dari pikiranku adalah saya suka menyelidiki dan mengetahui pemikiran dan perilaku orang lain tanpa terlibat dengan orang lain. Saya adalah pengintai pikiran terselubung.

Di sekolah, saya hanya berkawan dengan satu dua orang, itu pun orang-orang yang jarang memiliki teman, saya berteman dengan orang yang pasif, yang banyak waktu luangnya dan yang tidak mempunyai banyak kegiatan les atau ektra kokulikuler di sekolah maupun di luar sekolah. Setelah pulang dari rumah, saya paling suka melihat ke luar rumah, melihat orang bermain di jalanan, melihat mobil berlalu lalang, melihat siapa saja yang lewat tanpa terlibat di dalamnya. Saya manusia yang tidak terlibat di dunia luar.

Pikiran saya tidak berhenti di situ saja. Saya melihat, mendengar, mempelajari semua hukum-hukum yang berlaku di dunia ini. Saya mempelajari sendiri dan melihat sendiri bagaimana orang-orang bermain dan berakhir dengan pertengkaran, bagaimana kepandaian orang menjadi bumerang bagi dirinya, bagaimana dunia ini sungguh tidak adil, bagaimana orang baik dan tidak baik diperlakukan dengan berbeda, namun kenapa saya tidak tertarik terlibat dengan mereka. Entah kenapa ? Mungkin saya tidak percaya diri atau saya tidak pernah diajak oleh orang untuk bergabung. Sudahlah, saya sendiri juga tidak bergairah.

Tipe orang tuaku adalah memberikan nafkah materi kepada anaknya, nafkah batin adalah urusan belakang, yang penting anaknya tidak berbuat ulah. Ayah ibuku hanya memberikan makan dan menyekolahkanku begitu saja. Di luar itu, orangtuaku jarang memberikan bimbingan kepadaku, apakah bimbingan moral atau bimbingan semacam membaca-baca dongeng tentang kebijakan kepadaku. Setiap pagi, mereka keluar bekerja dan pulang pada malam hari. Kadang-kadang pada malam hari, mereka juga suka jalan-jalan entah kemana. Yang mereka tahu, anak-anak wajib dijaga baik oleh pembantu, belajar itu adalah penting dan kebutuhan pokok semua harus terpenuhi. Mereka tidak perlu tahu, apakah saya mempunyai teman atau tidak ? apakah saya sudah terlibat permainan atau pertengkaran dengan orang lain ? apakah saya adalah seorang pribadi yang bergairah atau tidak ?

Saya kembali menjalani kehidupan ini seperti biasanya, karena saya masih kecil, jadi saya tidak tahu bagaimana kehidupan orang lain di luar, saya tidak tahu apakah itu kasih sayang, saya tidak tahu apakah orang tua perlu memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya, saya tidak pernah melihat itu sebelumnya. Yang saya tahu, saya memiliki kedua orang tua. Itu sudah cukup bagi saya.

Dia yang membesarkan seorang anak disebut orangtua, bukan orang yang hanya melahirkannya.

Tidak ada komentar: